Rabu, 21 April 2010

A Housewife

Bila ada yang bertanya padamu kawan:
"Mana yang lebih berat: jadi PRESIDEN atau jadi IBU RUMAH TANGGA?"
Mungkin dari kalian ada yang menjawab:
"Pastinya lebih berat jadi PRESIDEN donk !!! Secara tugas-tugasnya mencakup seluruh wilayah negara serta semua warga negaranya."

Tak bisa dipungkiri kalo tugas-tugas seorang PRESIDEN itu bejibun banget...
Mulai dari ngurusin pertumbuhan dan penstabilan perekonomian..
Stabilitas keamanan negara ....
Kemajuan dan kualitas pendidikan ...
Hingga pencapaian kesejahteraan warga negaranya....
Sampe-sampe "berjibaku" mereduksi tingkat korupsi di dalam negaranya pula...
Dan menghadapi ribuan problematika TKI/TKW di mancanegara
Belum lagi "bertahan" dari serbuan "perang kepentingan politik" dari pihak-pihak yang mendukung maupun yang oposisi.

Tapi dimataku, tugas itu memang "tidak mudah"
namun "tidak seberat" tugas seorang IBU RUMAH TANGGA.
Meskipun berbagai hal jadi pemikiran seorang PRESIDEN dari waktu ke waktu,
namun dia tidak kerja sendirian...
Ada beratus-ratus bahkan hingga mencapai ribuan "asisten"nya yang akan membantunya menghadapi segala problematika kenegaraan..
Mulai dari Menteri... Duta Besar... Atase Luar Negeri... Gubernur...
hingga Lurah bahkan sampe ke Sekdes...
Semua "bergerak" dalam satu struktur.. Atas perintah Bapak Presiden..
Semua berusaha semaksimalnya untuk membantu menghadapi segala problema itu

Dan kala seorang Presiden lelah...
Dia bisa "mengistirahatkan" sejenak fisiknya dengan segala fasilitas kenegaraan
yang akan membantunya segera pulih kembali..
Dia bisa mendapatkan pelayanan spa semudah membalik telapak tangan..
Beragam hiburan hingga perlancongan bisa dilakukannya di sela-sela rutinitas kenegaraan..
Segala makanan yang menyehatkan maupun yang menggoda selera akan segera terhidang dihadapannya
Para tenaga kesehatan mulai dari profesor spesialis hingga perawat siap sedia mengobati sakitnya..
Ach.. Yang "berat-berat" itu tidak dia tanggung sendirian.

Tapi cobalah sejenak kita palingkan wajah pada seorang IBU RUMAH TANGGA...
Perhatikan sejenak ritme kerjanya dari waktu ke waktu..
DAPUR - SUMUR - KASUR

Tak ada asisten yang siap sedia membantu dia menyelesaikan segala problema rumah tangga
Kala mentari belum lagi "muncul" dari peraduannya...
Bahkan terkadang kala hari baru beberapa jam berganti,
IBU RUMAH TANGGA telah bergegas bangun, menunaikan ibadahnya dan kemudian menuju dapur
"Berperang" menyiapkan hidangan segera demi buah hati maupun pasangan jiwa tercinta
Agar saat mereka bangun..
Mereka bisa mengisi perutnya "yang kosong" dengan hidangan yang hangat.

Saat fajar mulai menyingsing..
Bergegas dia membangunkan seisi rumah agar bisa memulai aktivitas tepat waktu..
Dan sibuklah dia mengurus buah hati, mulai dari yang kecil hingga yang sudah dewasa
Memastikan mereka semua "siap sedia" tepat waktu, rapi dan wangi pasca mandi, hingga perut mereka kenyang dengan hidangan pagi.

Saat seisi rumah telah beranjak ke aktivitas masing-masing..
Beranjaklah dia menuju ke sumur.
Membersihkan segala perangkat makan dan peralatan dapur yang kotor..
Bergegas mengurus pakaian-pakaian kotor agar tidak menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap di sekeliling rumah..
Bahkan terkadang "teknologi mesin cuci" masih yang manual..
Alias mencuci dengan tangan.

Beres dengan cucian berarti tiba waktunya kembali ke dapur..
Menyiapkan hidangan-hidangan untuk makan siang maupun makan malam.
Selesai dengan makanan, bukan berarti bisa bersantai..
Rumah yang selalu "porak-poranda" perlu dirapikan dan dibersihkan..
Dia pastikan debu-debu "menyingkir jauh dari dalam rumah.

Tugas baru kelar kala siang telah menjelang..
Anak-anak kembali dari aktivitasnya..
Mendengungkan "keroncong pulau tengah" alias perut telah lapar.
Bergegaslah dia menyiapkan meja dan menata hidangan
Agar para buah hati bisa tenang menikmati sajian siang..

Kala buah hati telah kenyang..
Dia sibuk membersihkan segala yang terserak di meja
Lalu "berperang" antara nina bobok siang buah hati yang kecil
hingga menemani belajar yang telah bersekolah..
Dari meladeni segala celoteh si mungil yang tak habis-habisnya
Hingga membujuk yang telah bersekolah agar mau pergi kursus mata pelajaran ataupun pergi mengaji

Kala sore telah menjelang..
Sibuklah dia memastikan semua buah hati telah "bersih dan wangi"
Adakalanya menyiapkan penganan sore untuk pasangan jiwa yang baru pulang kerja
Menyambutnya dengan selaksa senyum mesra meskipun badan "telah remuk redam" bekerja seharian
Menghidangkan secangkir teh/kopi yang lezat agar pasangan jiwa memudar lelahnya..
Tak pernah sedih meskipun terkadang menghadapi raut wajah pasangan jiwa yang "mengumbar emosi" sisa-sisa dari tempat kerjanya

Kala malam telah menyelimuti dunia..
Sibuklah dia dengan sajian makan malam bagi seisi rumah..
Merapikan sisa-sisa yang terserak di atas meja makan
Memastikan setiap anak mengulang pelajaran dari sekolah..
Menyelesaikan setiap pe er yang ada
Mengingatkan dan mengawasi anak-anak agar tidak tidur larut..
Serta meninabobokan si mungil yang merengek-rengek dalam kantuk..

Kala malam bergerak semakin larut..
Saat para buah hati telah terlelap diperaduannya
Mulailah tugas mulianya sebagai seorang istri..
Agar senyum hangat merekah selalu dari pasangan jiwanya..
Agar pancaran bahagia menyeruar dari sudut-sudut matanya..

Kala disadarinya badan telah "remuk redam" bekerja seharian..
Waktu telah mendekati titik-titik pergantian hari..
Barulah dia bisa tidur lelap..
Mengistirahatkan tubuh lelahnya agar siap sedia memulai hari beberapa jam kemudian

Tugas IBU RUMAH TANGGA itu terus menerus dilakoninya..
Semenjak akad nikah diucapkan atas dirinya
Hingga para buah hati "meninggalkan" dirinya demi kehidupan rumah tangga yang baru
Hingga akhir hayat menyapa dirinya maupun pasangan jiwanya

Kadang kita lupa mengamati:
betapa seorang IBU RUMAH TANGGA sering terlupa untuk mengisi "perutnya" 3 x sehari..
Bahkan sering didapati dia tak tau apakah sedang makan pagi, makan siang ato makan malam..
Karena semua dikerjakan disela-sela ritme dapur-sumur-kasur.
Terkadang dilakukan sambil "berlari" menggapai buah hati yang merengek-rengek tiada henti

Bahkan kadang kita tidak menyadari kalau dirinya tak terlelap sedetikpun
manakala buah hatinya ataupun pasangan jiwanya terkapar dalam kesakitan
Karena baginya sakit yang mereka rasakan adalah sakit yang menikam benaknya
Lebih baik dia yang menanggung sakit daripada mereka yang dikasihinya tergolek lemah akibat sakit

Tapi pernahkah kita mendengar seorang IBU RUMAH TANGGA;
meminta gaji atas kerjanya sehari-hari?
meminta cuti dari tugas-tugasnya itu barang sehari?
Meminta uang untuk ke salon ato ke spa kecantikan?
meminta tiket dan ongkos kendaraan untuk berlibur ke tempat wisata setiap tahun?
meminta asisten untuk mengerjakan tugas-tugasnya?
meminta layanan spesialis untuk sekedar mengobati batuknya?

Kadang yang terjadi malah dia "enggan" dikatakan sakit..
Dia "sehatkan" badannya sampai tubuh letihnya tak mampu lagi bertahan..
Seringkali dia palingkan wajah untuk menutupi "air mata yang berderai"
Karena "sayatan sembilu" dari celoteh buah hatinya
hingga "kobaran api" dari lidah pasangan jiwanya
Dia memilih "mengubur" semua di sudut terdalam hatinya
Dia semaikan sejuta senyum di wajahnya meski "darah membanjir" dari hati yang terluka

IBU RUMAH TANGGA melakukan semua tanpa imbalan..
Selain kabar kesuksesan pasangan jiwanya di tempat kerja
Selain keberhasilan buah hatinya mengecap pendidikan setinggi-tingginya
Selain untaian senyum mesra dan pelukan hangat dari mereka semua
Karena baginya semua itu adalah AMANAH MULIA untuk dirinya
Karena semua itu adalah LADANG JIHAD baginya..

************************

Groningen, 22 Desember 2009

Kupersembahkan tulisan ini buat ibuku tercinta..
Yang hanya sekejap "mereguk indahnya pendidikan"
Yang 8 kali "berjibaku dalam maut" demi kelahiran 9 buah hati tercinta
Yang telah "remuk redam" dihantam derita

Demi menghantarkan ananda-ananda tercinta menggapai mimpi
Meraih pendidikan setinggi-tingginya
yang laksana "punguk merindukan bulan" dimasanya dahulu

"SELAMAT HARI IBU"

Buat puteriku, Azizah Salsabila:
Maafkan Mama yang "harus" berpisah denganmu setahun ini, Sayang.
Saat Mama kembali, kita kan "memanfaatkan setiap detik" untuk mengisi kehilangan ini.
MAMA mencintaimu selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar